Minggu, 08 Februari 2015

Antara Maling dan burung culik

Malam hari ini ketika terjaga dalam lamunan dan angan akan hafalan yg harus disetor besok pagi, aku terkagetkan akan suara teriakan bapak yg mengikuti suara yg terdengat seperti suara anak bebek yg mencari induknya...

"TUUUUUU...." terdengar seperti itu suara bapak, memang bapak sering banget ngigau akhir akhir ini, Kalau di tanya kenapa pasti gak njawab.

Karena penasaran akhirnya aku keluar dari kamarku dan menuju kamar bapak, sesampainya disana aku kaget.... eh ternyata bapak malah masih bangun dan melihat keluar jendela... karena penasaran kucoba menanyakan beberapa hal pada beliau...

"Ono maleng liwat mau... ate mengguri paleng" maksudnya ada maling lewat tadi... mau kebelakan keliatannya... memang dibelakang rumahku banyak banget binatang ternak mulai ayam bebek entok kambing burung dara dan lain lain...
"Bapak kok ngertos?" Tanyaku pada beliau kenapa beliau tau...
"Mau krungu gak? Sworo kyik kyik kyi?" Bapak mencoba mengingatkanku kalau tadi sebelum aku mendengar suara teriakan bapak, juga terdengar suara seperti suara anak itik. Aku hanya bisa mengangguk karena aku memang belum mengerti "Itu namanya burung culik! Suaranya kayak itu, burung culik barusan ngikutin maling dan ngasih tau kita kalau maling itu mau beraksi di rumah rumah dekat sini!" Bapak menjelaskan sambil berjalan menuju kebelakang untuk mengecek semua lampu yg ada di kandang ayam dan lain lain apa sudah dinyalakan atau belum. Karena itu memang tugasku jadi Alhamdulillah sudah aku nyalakan, tapi ternyata lampu pojok yg dimiliki tetanggaku yg dekat dengan kandang kandang kami masih mati... bapak langsung mengambil hpnya lalu menghubungi tetanggaku... karena hp bapak selalu dibikin kenceng aku sempet mendengar apa yg diucapkan tetanggaku yg sempet lupa nyalain lampu keamanan itu...

"Ngapunten pak ten... kulo kesupe... kulo geh mireng sworo manuk culik wau... kugi malingi mboten balik" jawab tetanggaku setelah bapak ingatkan tentang pentingnya lampu penerang itu... ternyata tetanggaku juga dengar dan langsung merespon alaram bahaya yg diberikan oleh se ekor burung yg aku belum tau bagaimana bentuknya...

Ini adalah ilmu yg diajarkan Allah kepada mahluknya... dimana simbiosis mutualisme antara manusia dan burung kecil yg nebeng singgah di atap rumah menghasilkan alaram yg lebih peka tinimbang alaram keaman yg ada di kota... kalau kita tak belajar dari alam yg memberikan segalanya yg lebih sempurna karena Allah lah yg menciptakannya apalah guna kita... kita hanya bisa berkarnya dengan banyak kekurangan... bahkan kadang karya kita mengorbankan alam yg lebih baik dari apa yg kita karyakan...

Ditempat lain delahan bumi sana... ada hal yg sama dengan ini... ini bukan mitos karena memang telah ditemukan jejak kaki yg terlihat mencurigakan dekat rumah kami... kalau ada yg sama tentang alam komen di @abieFatkur dengan #alam semoga berkenan berbagi...

Salam... semoga sukses dalam segala hal... terutama kebaikan...

Jumat, 06 Februari 2015

Siang hari yg penuh keinginan kisah Bidadari Kecilku

Sekaran bulan februari 2015, berarti aku memang udah 26 tahun dan... yaa... dan aku masih keluar dari target untuk mengakhiri masa lajangku... setelah kembali ke kota nganjuk ini dan mengawali semua kegiatan yg ada untuk menggapai mimpiku membangun Lembaga Pendidikan serta memulai setiap unit usaha yg sudah terencanakan, kutemukan senyum lama yang luar biasa. Kusebut dia bidadari kecilku, karena memang dulu saat aku bertemu dengannya dia masih kelas 4 MI setingkat SD dan saat ini dia sudah berusia 18 tahun, hehehe... jarak usia yg jauh yaa... bagaimana menurut kalian... apa aku perlu memperjuangkan ini? Kadang ragu kadang ingin segera menjadikannya halal bagiku! Sebelum kuceritakan tentangnya aku ingin kalian tau kalau januari kemarin aku habiskan waktuku bersamanya, saat aku ulang tahun sampai aku ikut ke pesantren tempat dia menghafal Al Qur'an... bukan berarti kami seperti anak pacaran yg biasa kalian lakukan atau kalian ketahui. Setiap bertemu dia harus bersama sang kakak yg menemani, ya itulah aturannya... dan kami tetap menjaga jarak dan lain sebagainya. Tapi masalah yg masih mengganjal orang tuanya belum tau kalau putrinya memberikan senyum bidadari padaku. Ini kesalahanku... seharusnya aku berani untuk menemui ayahnya dan mengajukan semua ini. Tapi ini juga permintaannya, aku juga harus faham karena dia masih 18 tahun dan belum selesai studynya. Jadi sampai saat ini aku hanya memendam perasaanku, tak pernah tersampaikan apa yg ada di hati ini. Agar dia juga terjaga. Masalah ini bagaimana menurut kalian kalau kalian berkenan beri komen di twitterku ya @abieFatkur kasih aja #payah nanti biar aku bisa memahami juga kalau orang lain itu seperti apa. Ini adalah sebuah kisah... tapi juga sebuah curhatan hati... dan aku ingin berbagi... gak cuma sekali ini aku akan terus menceritakan kisahku dan semua pengalamanku agar aku bisa berbagi kebahagian, menghibur kalian denga  guyonan, dan aku berharap dia si Bidadari Kecilku membaca ini... hehehe... maksud hati agar dia tau kalau aku mengharapkan dia...

Aku siAyam Kecil akan kuceritakan kisah ini kepada kalian... kisah yg belum bertemu akhirnya... live dari kehidupanku... InsyaAllah bagus atau buruk akan ku tuliskan disini... agar ini juga menjadi pelajaran dan ini menjadi pengalaman bagi kalian... sahabat... adik... kakak... orang tua ku...

Salam rindu kalian tuk berbagi langsung di sebuah meja penuh jagung dan cireng isi dan coklat panas...