Senin, 29 April 2013

Kisah Indah Pertemuan [inilah do'aku]

Lukah langsung berjalan menghapiri febri salah satu santri penghapal Qur'an yg berusia 10 tahun di pesantren ternama di daerah tangerang,
Lukah :" Ada pa feb? Cie mau ngasih ustadz lukah jajan ya, enak nih yg abahnya dateng!"
Febri :" engga kok tadz, emang bawa jajan seh but bukan buat ustadz, tapi buat febri dan kawan2... Weeek..."
Lukah:" hahaha, gak papa, yg penting febri yg ustadz lukah sayang kaya adek sendiri ni bisa belajar sedekah... Terus kalo gak ngasih kenapa febri manggil ustadz lukah?"
Febri :" Ustadz Lukah yg febri saayaaaaang... Ada sesuatu yg sangat penting, tapi febri gak tau apah! Yang tau abah noh... Ustadz di panggil abah gitu, manggilnya serius banget, gak biasanya abah manggil ustadz kan, hayo ada apa hayo? Hehehe"
Lukah:" febri aja gak tau apalagi ustadz lukah!" Lukah melihat ayah febri yg sedang duduk bersama beberapa ustadz lain di depan mushola gedung Yaasin di pesantren tersebut, dalam hatinya bertanya-tanya ada apa dan kenapa, perasaan gak pernah ada wali santri yg mengenalnya apalagi dia baru enam bulan di pesantren tersebut "Feb! Kamu gak lapor macem-macem kan ke abahmu, wah abahmu sampe manggil ustadz lukah, tuh lihat beliau memandang ustadz lukah dengan wajah serius gitu, ada apa hayo?"
Febri: "afwan ustadz febri gak tau! Udah kesana aja tadz, ayoo"
Dengan wajah polosnya febri menarik ustadznya tersebut menuju ke ayahnya, sambil mengikuti tarikan tangan mungil febri lukah merapikan sapu dan alat bersih-bersih lainnya yang barusan dia pakai tuk bersih-bersih taman di sepanjang gang yg menuju pesantren tersebut............


 Di depan mushola yg nyaman terdengar suara anak2 yg melantunkan Kalamulloh dengan indahnya, lantunan ayat-ayat Al Qur'an yg membuat jiwa bergetar, membuat hati menangis karena betapa diri ini adalah mahkluk yg penuh dosa dan penuh hina....

"Assalamu'alaikum" sambil salim ke abahnya febri mengucapkan salam ke semua yg ada di depan mushola yg terlihat seperti ruang kelas tersebut. Memang yg sekarang menjadi mushola dulunya adalah kelas dan juga kamar bagi santri pesantren ini, tapi karena mushola lama sudah tidak mencukupi untuk berjamaah maka 2 kelas yg dulu di pakai KBM disulap oleh yayasan menjadi mushola dengan ukuran 10 meter x 20 meter, dengan 4 AC untuk menambah kenyamanan para santri yg menghapal Qur'an di dalam mushola tersebut.
"Wa'alaikum salam, hayo gantengnya abah gak boleh lupa salim sama ustadz!" Sambil tersenyum menarik febri agar salim dengan 2 ustadz yg sembari tadi menemani ayah febri berbincang-bincang, ayah febri termasuk wali murid yg sangat terpandang di pesantren tersebut, karena beliau adalah pengusaha exportir hasil UKM yg menjadi donatur tetap dan juga termasuk salah satu pendiri dari pesantren tahfidz ini, sehingga seluruh ustadz banyak yg dekat dengan beliau.
"Ini dia pak, yg namanya ustadz Lukah" sembari tersenyum ustadz Hafidz yg juga salah satu pendiri pesantren tahfidz ini memperkalkan ustadz lukah yg sedang berjabat tangan dengan Pak Harsono ayah febri "jadi bukan yg disamping saya ini, kalo yang disamping saya ustadz Lutfi, sama-sama L nya.." Pak harsono pun tertawa kecil menyambut candaan ustadz Hafidz yg sebenarnya garing karena beliau tak pandai bercanda
"Maaf pak sebelumnya, ada sesuatu yg bisa saya bantu" saut lukah dengan wajah penuh tanya.
"Ada nak, duduk dulu, jangan disitu jauh banget" pak Harsono menegur lukah yg duduk di tempat sandal pelataran bawah bukan di lorong teras depan mushola "sini duduk depan bapak aja"
"Emmm iya pak terimakasih" sembari membersihkan diri lukah duduk di depan pak Harsono yg dibatasi dengan teh poci hangat dan gorengan makanan has indonesia.
"Ustadz Hafidz, Ustadz Lutfi, maaf bolehkah saya minta waktu untuk ngobrol dengan ustadz lukah" minta pak harsono
"Siap pak, silahkan... Monggo" dengan logat sundanya yg medok ustadz Hafidz mempersilahkan pak harsono dengan bahasa jawa, dan mereka berdua meninggalkan ustadz Lukah yg ditemani febri yg sembari tadi duduk dipangkuannya untuk berbicara dengan pak harsono...
---------
Pak Harsono : "Dek febri tidak kasian sama kakaknya dari tadi minta pangku"
Febri: "kan Ustadz lukah sambil latihan bah, sering febri sama temen2 duduk dipangkuang ustadz saat setoran hapalan"
Lukahpun terkejut mendengar cetlukan pak harsono yg menyebutnya kakak bukan ustadz seperti waktu ada ustadz Hafidz dan Lutfi.


Pak Harsono: " saya banyak dengar tentang Ustadz dari Febri makanya saya memanggil Ustadz lukah dengan sebutan kakak bukan ustadz" penjelasan dari pak harsono membuat lukah manggut2 tawadhuk
Lukah: "Iya pak, terimakasih, maaf saya membuat febri suka manja dengan saya, tapi insyaAlloh perlakuan saya ini imbang ke semua jadi bukan cuma ke febri saja"
Pak Harsono: "Itu dia yang saya suka dan dibenci febri, Febri juga sering bercerita kalau semua santri disini lebih menganggap ustadz sebagai kakaknya jadi mereka semua nyaman sama ustadz dan tidak ada rasa takut tapi rasa sayang. Sehingga mereka mau menghafal dengan nyaman belajar dengan nyaman dan mengikuti nasehat-nasehat ustadz karena mereka tawadhuk kepada ustadz bukan karena yg lain" terang pak harsono yg membuat lukah semakin tertunduk "Feb panggil umi kesini, bilang abah udah yakin!"
Febri: "siap bah" febripun berlari menuju parkiran mobil dan menghampiri ibunya.
Lukahpun semakin bingun dengan semua yg telah dikatakan ayah febri apa maksud pak Harsono kenapa beliau bilang sudah yakin, dan ditambah tadi menyebut lukah kakak tidak mungkin alasannya cuma itu.


"Gini ustadz... Saya sudah 2 bulan yg lalu sering main ke pesantren ini, bukan untuk menjenguk febri atau ada urusan pesantren tapi saya kesini karena saya ingin melihat salah seorang ustadz yg ustadz hafidz rekomendasikan kepada saya, beliau adalah ustadz lutfi yg tadi ada disini juga, saya kepingin tau bagaimana ustadz lutfi dan saya kepingin lebih kenal dekat dengan ustadz lutfi!" Tegas pak harsono yg membuat angan2 lukah terpecah, bayangan akan sesuatu hal yg ternyata hanyalah angan baginya, bayangan beliau memanggilnya karena lukah fikir beliau akan menjodohkan lukah dengan salah satu ustadzah yg ada disana. Ternyata beliau malah menanyakan ustadz lutfi yg sudah dua bulan beliau lihat dan beliau berusaha tuk kenal
"Maaf pak, saya disini baru enam bulan jadi saya belum begitu mengenal ustadz lutfi, tapi yg saya tau beliau sudah hafidz 30 Juz sedangkan saya baru hafal Qur'an 1,5 juz padahal sudah 6 bulan disini hehehe" senyum dan tawa kecil lukah menemani curhat dan kecewa atas pikirannya.
"Hahaha, ngafal Qur'an itu kata ustadz Yusuf Mansur yg penting keseriusan dan rajin, dikit-dikit isnyaAlloh ustadz bakal nyampe 30 Juz juga. Gunakan metode 60x bacanya ustadz yg seperti dipakai anak2 timur tengah untuk ngafal aja tadz, saya ngafal surat Adduha sehari langsung hafal dan lancar" sahut Pak Harsono dengan tawa juga
"Hehehe iya pak, insyaAlloh sudah... Alhamdulillah sekarang 1 hari sudah nambah 1 sampai dengan 2 lembar" tegas Lukah
"Nah itu dia, alhamdulillah kalo gitu... Ustadz kembali ke masalah bapak yg pertama" sambil minum teh pak harsono melanjutkan pembicaraannya "walau ustadz belum khatam, kalau ada wali santri yg saat ini menawarkan ustadz untuk menikah bagaimana?"
JEDUK! Tubuh lukah bagaikan menimpa benturan hebat akan pertanyaan beliau "emmm bukannya Ustadz Lutfi yg bapak tanyakan"
"Hahaha... Awalnya iya... Tapi setelah Febri bercerita tentang ustadz saya yakin kalau anak perempuan ini insyaAlloh akan lebih berkah kalau bersama ustadz"

Keluar air mata yg tak disangka dari lukah, ditambah kebingungan akan pertanyaan membuat air matanya semakin tak tertahankan, pertanyaan akan siapakah perempuan yg di tawarkan pak harsono, apakah ustadzah dari pesantren putri, ato siapa, dan kenapa lukah merasa yakin untuk bilang iya... Apakah ini jawaban dari doanya yg meminta Alloh untuk memberi pendamping dan penguat agar dia kuat menghafal tanpa melakukan maksiat dengan memandang sejuknya bidadari yg memang halal baginya...

"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam" jawab pak harsono dan lukah bersamaan terhadap salah ibu harsono yg membuat lamunan lukah terpecah.
"Gimana bah, ini ya ustadz yg jadi kakak bagi seluruh santri disini"
"Iya mik, ini lukah. Yang abah mau nikahkan sama zizi" jawab pak harsono

Lukahpun bertambah bingun dengan pertanyaan yg semakin menumpuk di kepalanya, siapa zizi? Bagaimana dia? Apakah dia akan menerima lukah? Apakah dia mau bersama tuk menyempurnakan dan menjaga hapalan lukah!

"Hehehe enggak buk, biasa saja, memang kewajiban kami para ustadz untuk nyaman dengan santri, apalagi santrinya kecil2" rendah lukah kepada bu harsono

"Bagaimana nak? Kalau iya sekarang juga kau saya ijab Qobulkan" tegas pak harsono

"Alloh.... Ternyata zizi anak pak harsono.... Beliau yg mengijab qobulkan sekarang, tak mukin kalau tak ada hubungan darah kecuali beliau adalah walinya" dalam hati lukah menjawab semua pertanyaannya
"InsyaAlloh bah diamnya dia setuju tu bah" saut istri pak harsono yg tersenyum melihat senyum lukah yg dihiasi air mata haru "InsyaAlloh dia mau kau ajak murojaah dan meneruskan hapalanmu, karena zizi juga lagi hapalan dan sudah dapat 19 juz, alhamdulillah"

"InsyaAlloh pak, ini jawabah dari doa saya dalam tiap pertiga malam saya... Jadi saya terima" dengan lembut dan tegas lukah menjawab membuat pak harsono dan istri tersenyum dan bersukur bersamaan memuji Zat Yang Maha Menjaga dan Memberi.


"Alhamdulillah, yadah nak sekarang keluarkan semua uang yg kau bawa" pinta pak harsono "ingat yang kau bawa aja" tegas pak harsono
Lukah bingung karena saat itu dia tak membawa dompet tapi dia ingat dia sempat membawa uang sebelum bersih2 karena niat lukah mau makan di warung depan pesantren setelah selesai bersih bersih.
" Ini pak adanya cuma tigapuluh empat ribu" dengan malu2 lukah mengeluarkan semua uang recehnya dan menaruhnya disamping kue.
Pak harsono mengeluarkan hpnya dan menelefon seseorang yg sebentar lagi akan menjadi istri lukah
"Mbak maharnya tigapuluh empat ribu, bagaimana.......... Oh iya ya..... Hehehehe, beneran.... Kalo ayah minta dia ngasih seribu perak...... Subhanalloh, memang anakku yg manis....... Wanita yg luar biasa sholehahnya akan semakin sedikit meminta maharnya... Sebagai sarat cukup 500 rupiah aja ya... Jadi nanti bisa langsung kau belikan air mineral yg dingin buat ngilangin dahagamu atas drogimu..... Iya iya... Nanti kamu ayah panggil kesini....... Iya sayank, abah juga sayang zizi....... Udah yaa biar segera ni abah ijab qobulnya........... Siap...... Assalamu'alaikum.........." Pak harsonopun menaruh telponnya di samping uang lukah "sudah dengar kan nak dari pembicaraan bapak. Jadi ini yg akan dijadikan mahar" sambil mengambil uang 500perak dari seluruh uang lukah yg ada di lantai
"Sunhanalloh.... Iya pak... Semoga Alloh ridho...." Jawab lukah dan pak harsonopun memanggil beberapa ustadz yg berada tidak jauh dari mushola termasuk ustadz hafidz dan ustadz lutfi yg dari tadi menunggu selesainya pembicaraan di bagian dalam mushola, dan ijab qobulpun dilaksanakan dengan penuh haru dan hikmat dan sejuknya keindahan pesantren tahfidz yg luar biasa ini.


"Kobiltunikaha watazwijaha bihaghrin madzkur halan" jawab lukah dari akat nikah tersebut
"Sah?" Tanya pak harsono kepada beberapa saksi
"Sah, sah" jawab para saksi
"Alhamdulillah...." Sahut pakharsono dan dilanjutkan do'a .


"Alhamdulillah, sekarang ziziku sudah menjadi istrimu nak lukah" sambil mengeluarkan air mata pak harsono memeluk lukah
"Iya pak har" jawab lukah
"Ehem... Ehem... Sekarang panggilnya bah bukan pak lagi" sahut ustadz hafidz sambil tersenyum melihat lukah yg masih gugub
"Mik tolong panggil anak kita, bilang dia sudah punya suami yg menunggunya, jangan lupa kasihkan 500 ini kepadanya, dan sebelum kesini suruh beli air mineral dlu" pinta pak harsono kepada istrinya dan istrinyapun langsung menuju mobil setelah mengambil uang 500 perak dan memeluk lukah dengan harunya "nak maapin abah ya tadi abah langsung minta ijab qobul tanpa memperkenalkan zizi kepadamu, padahal niatnya pengen abah temuin dulu, tapi karena abah melihat keyakinanmu dan abah pengen kau tulus mengucapkan ijab qobul karena Alloh bukan yg lain abah berubah fikiran dan tak mempertemukan kalian, tapi insyaAlloh zizi sudah mengenalmu. Dia sekarang ada di dalam mobil melihat kita dari dalam sana"

Lukah melihat mobil avansa putih yg parkir di sebelah warung pesantren, terlihat bu harsono sedang berbincang dengan sosok yg sangat indah... "Diakah bidadariku... Istriku?" dalam hati lukah keluar pertanyaan2 yg kembali membuatnya bekecamuk, karena sosok itu sangat indah... Dan sangat luat biasa.... Bukan wanita masih terukur gadis berusia 20-22 tahun dengan gaya jilbab penuh menutup tubuh dengan warna cerah dan mode baju kalemnya... Kulit putih sawo matang bersih... Dan terlihat senyum yg luar biasa dari wajahnya... Lukah terasa tak percaya inikah istrinya... Diluar dukaan lukah... Dia sangat sempurnya... Teramat sangat sempurna... Melebihi bayangan yg dia bayangkan selama ini... Jantungnya tak mau berhenti bedetak melihat sosok itu berlari kecil menuju kantin yg sebelumnya melihat lukah yg masih menggunakan kaos olahraganya dan sarung bututnya duduk disebelah ayahnya dengan senyum manisnya mengisyaratkan kebahagiaan yg luar biasa... "Dia tersenyum padaku. Apakah dia sangat berbahagia..." Tanya lukah dalam hati
----------------------------------
Sosok itupun semakin mendekat... Zizi semakin dekat... Dan lukah menundukkan pandangannya begitu pula zizi... Sempat lukah memandang... "Subhanalloh, luar biasa mahkluk ciptaanmu ini Yaa Rabb... Diakah istriku Yaa Rabb... Kau berikan sesuatu yg luar biasa kepadaku, kau amanahkan sesuatu yg harus kujaga, ku ayomi dan ku pimpin agar kelak kami membentuk keluarga yg sakinah mawadah warohmah atas rahmatMu..."

"Assalamu'alaikum" suara lembut has wanita sholehah membuat lukah tak bisa mengangkat wajahnya... Para ustadz dan pak ayah mertua lukah tertawa sambil menjawab salam melihat tingkah laku lukah...
"Wa'alaiuku salam, sini nak... Zizi manis abah... Abis salim ma abah... Sana salim ma suamimu... Dan ga papa duduk disebelahnya..."
"Iya bah" jawab zizi tawadhuk dan langsung salim dan duduk di sebelah lukah... Terlihat zizi yg tenangpun bergetar duduk di sebelah lukah dan terlihat bekas airmata haru menghiasi senyum bahagia zizi... Lukah sudah tak bisa berfikit tuk bertanya kenapa dia bahagia... Yg dia fikirkan sekarang adalah apa yg disampaikan gurunya untuk kewajiban pertama dia sebagai suami terhadap istrinya... Untuk berdoa dan mengecup keningnya di kamar saat mereka bersama untuk bersama...
"Udah luk, bawa zizi ke kamar dan doa... Inget cuma doa... Bukan yg lain hehehe... Yg lain2 ntaran aja yg penting sekarang kamu doa dlu yaa" saut ustadz hafidz memecah heningnya kebahagiaan... Dan semuapun tertawa melihat wajah lukah dan zizi memerah... Wallohu'alam... Inilah kisah yg luar biasa dari seorang ustadz... Semoga menginspirasi kita semua....
 
 
 

1 komentar:

  1. Pak harsono... nama Almarhum ayahku mas... hihi... Semangat. moga mas fatkur cpt dpt jdohnya

    BalasHapus